Sabtu, 01 November 2014

TEORI ILMU SOSIAL

Teori ilmu sosial bisa dikatakan suatu timbal balik antara satu dengan yang lain mengapa demikian, karena ilmu tersebut ada ditengah kehiduapan masyarakat, sebagai objek yang menyangkut seperangkat symbol-simbol dengan arti dan nilai tertentu. Hal ini yang sangat penting untuk setiap objek mendapatkan pengertian tertentu dari manusia itu sendiri, khususnya dalam rangka interaksi sebagai akibat dari kehidupan sosial yaitu yang terwujud dalam interaksi simbolik. Menurut Johnson, salah satu jalan dalam berteori memang dengan membuat interpretasi atau penafsiran-penafsiran atas konteks masyarakat tertentu. Interpretasi ini berguna untuk menjelaskan suatu peristiwa sosial tertentu. Seseorang bisa menjelaskan dia telah mengalami peristiwa yang baik atau buruk, senang atau menyedihkan.
Bila dihubungakan dengan Kompetensi yang akan dibentuk untuk Mata Kuliah ini, Tentunya, sebagai mahluk sosial, manusia selalu dihadapkan pada berbagai masalah sosial. Masalah sosial pada hakikatnya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena masalah sosial telah terwujud sebagai hasil kebudayaan manusia itu sendiri, sebagai akibat dari hubungan-hubungannya dengan sesama manusia lainnya. suatu kenyataan bahwa manusia terlibat dalam interaksi makna yang kompleks dengan orang lain, dapat memaksa mereka untuk cepat berinteraksi dengan apa yang diinginkankan.
Bersandar kepada teori simbolik, bahwasanya teori tersebut di mana manusia atau indivuidu hidup dalam suatu lingkungan yang di penuhi oleh symbol-simbol. Tiap individu yang hidup akan memberikan tanggapan terhadap symbol yang ada Seperti penilaian individu menanggapi keinginan yang bersifat fisik. Pemahaman individu terhadap symbol-simbol merupakan suatu hasil pembelajaran dalam berinteraksi di tengah masyarakat. Dengan mengkomunikasikan symbol-simbol yang ada di sekitar mereka, baik secara verbal maupun perilaku non verbal. Pada akhirnya, proses kemampuan berkomunikasi, belajar, serta memahami suatu makna di balik symbol-simbol yang ada, menjadi keistimewaan tersendiri bagi manusia di bandingkan makhluk hidup lainnya (binatang). Kemampuan manusia inilah yang menjadi pokok perhatian dari analisis dari teori interaksi simbolik. Ciri khas dari interaksi simbolik terletak pada penekanan manusia dalam lansung antara stimulus – response, tetapi di dasari pada pemahaman makna yang di berikan terhadap tindakan orang lain melalui penggunaan symbol-simbol, interpretasi, pada akhirnya tiap andividu tersebut akan berusaha saling memahami maksud dan tindakan masing-masing untuk mencapai kesepakatan bersama.

Selasa, 08 Juli 2014

Peran Publik Relation Dalam Perusahaan



Peran Publik Relation Dalam Perusahaan


            Pengertian “Public Relation” pada dasarnya berfungsi untuk menghubungkan publik-publik atau pihak-pihak yang berkepentingan di dalam suatu perusahaan, instansi. Suatu kelompok orang yang mempunyai sebuah prinsip itu dengan adanya hubungan timbal balik antara satu pablik dengan pablik yang lain. Kata Publik Relation tentunya mempunyai suatu tujuan yang lebih terarah pada kebaikan, pandangan terhadap masalah dan menentukan sikap serta menentukan pilihan yang jelas dalam pembelaan pada suatu yang kurang baik dari publiknya terhadap perusahaan tersebut tentunya ada sebuah bukti, dengan cara menyajikan berbagai data atau fakta dan informasi yang sebenarnya.
            Peran penting Pablik Relation dalam menangani sebuah perusahaan atau instansi, karena memang keberadaan public relation dalam hal tersebut dapat menjadi tombak jembatan penghubung antara perusahaan dengan publiknya, untuk membangun citra perusahaan atau instansi yang baik. Agar fungsi itu dapat dijalankan dengan baik, maka demikian salah satunya dalam menjalankan peran tersebut insan Publik Relation harus membuat langkah-langkah yang strategis. Pada dasarnya tujuan Public Relation adalah untuk menciptakan, memelihara dan membina hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak yakni perusahaan dengan publiknya. Dengan kondisi yang sangat kompetitif saat ini, bidang Pablik Relation berupaya merebut dukungan publik dengan melalui program yang dilakukannya agar perusahaan atau instansi tetap mampu bersaing dan berkembang terus. Upaya meraih dukungan Publik itu, dalam kegiatannya PR perlu adanya bekerja keras dengan mencari dan memberi informasi kepada masyarakat, agar perusahaan tumbuh dan subur, karena kepercayaan dan sokongan publiklah perusaan itu tetap berjalan dengan baik.
Dari beberapa uraian diatas, Komunikasi dan Public relations suatu fungsi yang tidak terpisahkan dari sistem manajemen keorganisasiannya. yang merupakan bagian dari suatu kelompok lembaga atau perusahaan, itu sangatlah penting adanya suatu komunikasi yang baik dan cerdas untuk menentukan upaya Humas Public Relation dalam menyelenggarakan komunikasi timbal balik antar perusahaan dengan publiknya dalam upaya meraih tujuan yang positif. Khususnya dalam intraksi humas yang memang jadi penentu dalam jalinan komunikasi dalam setiap perusahaan. Pundemikian citra baik pun berada dalam gengaman seorang humas. Maka peran Publik relation disini sangat fundamintal dan strategis, semuga bermamfaat.*****

Rabu, 25 Juni 2014

Pengertia Etika



Pengertia Etika


Berbicara mengenai pengertian Etika, Effendy (1998) menyebutkan istilah etika mempunyai dua pengertian, secara luas dan secara sempit. Secara luas, dilihat dari bahasa inggris yakni ethics. Secara etimologi berasal dari bahasa Yunani ethica yang berarti cabang filsafat mengenai nilai-nilai dalam ikatannya dengan perilaku manusia, apakah tindakannya itu benar atau salah, baik atau buruk; dengan kata lain etika adalah filsafat moral yang menunjukkan bagaimana seseorang harus bertindak.
Etika dalam pengertian sempit atau dalam baha Inggris ethic (tanpa “s”) secara etimologis berasal dari bahasa latin “ethicus” atau bahasa yunani “ethicos” yang berarti himpunan asas-asas nilai atau moral.
Pendapat Kenneth E. Andersen, yang disitir Effendy (1998), mendefinisikan etika sebagai: suatu studi tentang nilai-nilai dan pertanyaan apa itu kebaikan atau keburukan dan bagaimana seharusnya.
Ia menyebutkan pula istilah-istilah etika (ethics, ethic), etis (ethical), moralitas dan moral acapkali dipergunakan secara tertukar sehingga membingungkan.
Franz Von Magnis dalam bukunya Etika Umum menyatakan bahwa jaringan norma seolah-olah membelenggu kita, mencegah kita dari tindakan sesuai dengan keinginan kita, mengikat kita untuk melakukan sesuatu yang sebetulnya kita benci. (Effendy, 1998:165).

1.      Jelaskan hubungan antara moral dan etika

Dalam kehidupan sehari-hari etika sangatlah penting dalam segala hal, apalagi berkomunikasi karena menyangkut perasaan dan harga diri seseorang. Oleh karenya kita diharapkan dapat memahami makna etika itu sendiri. Jadi hubungan antara moral dan etika sama-sama berarti system niali tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah di institusionalkan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam perilaku seseorang.

2.      Apa saja Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika?

· Kebutuhan Individu
· Tidak Ada Pedoman
· Perilaku dan Kebiasaan Individu
· Lingkungan Yang Tidak Etis
· Perilaku Dari Komunitas

3.      Bagaimana Penerapan Etika Dalam Instansi Organisasi?.

Nam     : Tanzilulrahman
Nim     : 2013260056
Prodi    : Agribisnis

Dalam suatu instansi organisasi soal etika sangat penting sekali, karena dengan etika yang dapat turut menentukan baik atau buruknya suatu organisasi salah satunya adalah melaksanakan tugas dan wewenag sesuai ketentuan yang berlaku, menjaga informasi yang bersifat rahasia, dan patuh atau taat terhadap standar operasional dan tata kerja.

Rabu, 18 Juni 2014

Stereotipe Visioner Leadership









Stereotipe Visioner Leadership


Stereotipe Visioner Leadership, menjadikan motivasi  saudara sebagai agent of change and development secara akuntabel dengan harapan ransformational leadership dalam Proses Belajar dan Mengajar baik ilmu maupun seni menjadikan saudara “SMART Leadership”.

1.  Jelaskan makna konsep tersebut di atas !

Kepemimpinan Visioner adalah suatu konsep yang dapat diuraikan terperinci dan dipahami melalui literatur dan teori. Namun arti yang lebih besar dari kepemimpinan adalah tindakan nyata, cara bekerja, dan serangkaian peristiwa. Pada bagian ini, kepemimpinan visioner dapat dilihat kerangka pergerakan, perubahan, dan waktu. Jelasnya, tindakan kepemimpinan visioner berbeda dari talking atau analyzing hal tersebut, media yang dipergunakan di sini akan menjadi sesuatu yang penting untuk ditulis. Hal ini menjadi penting bagi para pembaca bahwa memadukan apa yang terjadi dalam kenyataan dengan teori haruslah menjadi keharusan, karena kepemimpinan visioner tidak dinilai dari sudut pendekatan teoretis atau ideologi semata.
Makna konsep pemimpin yang visoner adalah: Para pemimpin harus dapat menjadi teladan (panutan) melalui tingkah laku dan etikanya, serta keterlibatannya pada perencanaan, komunikasi yang dijalankan, pengarahan, membangun kepemimpinan masa depan, evaluasi kinerja suatu organisasi dan apresiasi terhadap karyawan. dapat menetapkan arah dan menciptakan upaya yang fokus kepada pelanggan, nilai organisasi yang jelas dan nyata, serta memiliki harapan yang tinggi. Sebagai teladan, pemimpin harus bisa memacu terciptanya etika, nilai dan harapan sekaligus membangun kepemimpinan, komitmen dan program-program untuk seluruh organisasi. Arah kepemimpinan, nilai dan harapan harus seimbang dan sesuai dengan keinginan dari semua. Seorang pemimpin harus memastikan terciptanya: strategi, sistem dan metode untuk meraih kinerja yang unggul, mendorong inovasi dan membangun pengetahuan dan kemampuan organisasi yang dipimpinnya. 

2.  Faktor-2 apa saja yang mendukung ?

Harper (2001) menyatakan bahwa kepemimpinan menghadapi suatu era perubahan pesat atau“accelerating” perubahan. Karenanya, waktu merupakan faktor penting untuk menjadikan seorang pemimpin visioner. Guna menghadapi perubahan pesat ini dengan baik, pemimpin harus memiliki serangkaian kompetensi yang pokok seperti kemampuan antisipasi, kecepatan,agility dan persepsi.
a.       Komitmen tinggi terhadap organisasi akan memiliki sikap yang profesional dan menjunjung tinggi
nilai-nilai yang telah disepakati dalam organisasi.
b.      Membangun komitmen pegawai sangat
terkait dengan bagaimana komitmen organisasi kepada anggota organisasi. Organisasi
memberikan ”pelayanan” apa kepada anggota organisasi.

3.  Faktor apa saja yang menghambat ?

Ada delapan kesalahan yang sering dilakukan yang menyebabkan perusahaan mengalami kegagalan dalam melakukan perubahan besar yang diharapkan. Hal-hal tersebut menurut John P. Kotter (1996) dalam bukunya : "Leading Change" adalah :

1. Membiarkan rasa puas diri yang berlebihan.
2. Gagal membentuk tim pengarah perubahan yang kuat.
3. Menganggap remeh kekuatan suatu visi.
4. Visi tidak dikomunikasikan dengan baik.
5. Membiarkan rintangan yang menghadang pencapaian visi.
6. Gagal mendapatkan kemenangan jangka pendek.
7. Terlalu cepat menyatakan kemenangan akhir.
8. Gagal membakukan perubahan ke dalam budaya perusahaan.


4.  Serta bagaimana pemecahannya ?

Burt Nanus (1992), mengungkapkan ada empat peran yang harus dimainkan oleh pemimpin visioner dalam melaksanakan kepemimpinannya, yaitu:
1.        Peran penentu arah (direction setter). Peran ini merupakan peran di mana seorang pemimpin menyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atau target untuk suatu organisasi, guna diraih pada masa depan, dan melibatkan orang-orang dari “get-go.” Hal ini bagi para ahli dalam studi dan praktek kepemimpinan merupakan esensi dari kepemimpinan. Sebagai penentu arah, seorang pemimpin menyampaikan visi, mengkomunikasikannya, memotivasi pekerja dan rekan, serta meyakinkan orang bahwa apa yang dilakukan merupakan hal yang benar, dan mendukung partisipasi pada seluruh tingkat dan pada seluruh tahap usaha menuju masa depan.
2.        Agen perubahan(agent of change). Agen perubahan merupakan peran penting kedua dari seorang pemimpin visioner. Dalam konteks perubahan, lingkungan eksternal adalah pusat. Ekonomi, sosial, teknologi, dan perubahan politis terjadi secara terus-menerus, beberapa berlangsung secara dramatis dan yang lainnya berlangsung dengan perlahan. Tentu saja, kebutuhan pelanggan dan pilihan berubah sebagaimana halnya perubahan keinginan parastakeholders. Para pemimpin yang efektif harus secara konstan menyesuaikan terhadap perubahan ini dan berpikir ke depan tentang perubahan potensial dan yang dapat dirubah. Hal ini menjamin bahwa pemimpin disediakan untuk seluruh situasi atau peristiwa-peristiwa yang dapat mengancam kesuksesan organisasi saat ini, dan yang paling penting masa depan. Akhirnya, fleksibilitas dan resiko yang dihitung pengambilan adalah juga penting lingkungan yang berubah.
3.        Juru bicara (spokesperson). Memperoleh “pesan” ke luar, dan juga berbicara, boleh dikatakan merupakan suatu bagian penting dari memimpikan masa depan suatu organisasi. Seorang pemimpin efektif adalah juga seseorang yang mengetahui dan menghargai segala bentuk komunikasi tersedia, guna menjelaskan dan membangun dukungan untuk suatu visi masa depan. Pemimpin, sebagai juru bicara untuk visi, harus mengkomunikasikan suatu pesan yang mengikat semua orang agar melibatkan diri dan menyentuh visi organisasi-secara internal dan secara eksternal. Visi yang disampaikan harus “bermanfaat, menarik, dan menumbulkan kegairahan tentang masa depan organisasi.”
4.        Pelatih(coach). Pemimpin visioner yang efektif harus menjadi pelatih yang baik. Dengan ini berarti bahwa seorang pemimpin harus menggunakan kerjasama kelompok untuk mencapai visi yang dinyatakan. Seorang pemimpin mengoptimalkan kemampuan seluruh “pemain” untuk bekerja sama, mengkoordinir aktivitas atau usaha mereka, ke arah “pencapaian kemenangan,” atau menuju pencapaian suatu visi organisasi. Pemimpin, sebagai pelatih, menjaga pekerja untuk memusatkan pada realisasi visi dengan pengarahan, memberi harapan, dan membangun kepercayaan di antara pemain yang penting bagi organisasi dan visinya untuk masa depan. Dalam beberapa kasus, hal tersebut dapat dibantah bahwa pemimpin sebagai pelatih, lebih tepat untuk ditunjuk sebagai “player-coach.”

Rabu, 07 Mei 2014

KEPEMIMPINAN VISIONER


KEPEMIMPINAN VISIONER

Setiap pemimpin membentuk visi dengan caranya masing-masing, kadang-kadang bersifat obyektif dan rasional, kadang-kadang intuitif dan subyektif.
Tindakan tanpa visi sama artinya dengan terjebak dalam kegelapan dan visi tanpa tindakan adalah seperti puisi yang meratapi kemiskinan.
Secara sederhana, visi adalah masa depan yang realistis, dapat dipercaya, dan menarik bagi organisasi anda. (Burt Nanus, 2001, Kepemimpinan Visioner, Penerbit PT Prelindo, Jakarta).

Tugas2.
1.      Susun visi, misi dan strategi anda, dalam mepersiapkan diri sebagai agent of change and development ?
2.      Apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam merealisasikan visi saudara tersebut?
3.      Bagaimana mengatisipasi faktor pendukung tersebut agar tidak menimbulkan arogansi ?
4.      Dan bagaimana pula mengorganisir faktor penghambat agar tidak menimbulkan sikap apatis
5.      Konflik akan selalu terjadi pada setiap orang yang akan melakukan perubahan, bagaimana caranya agar potensi konflik tersebut dapat menjadi daya dorong susksesnya visi saudara ?

Keterangan:
1.      Khusus jawaban soal nomor 5, dimasukkan pada komentar blog dosen pengampu, dan blognya mahasiswa masing-masing mahasiswa, dan;
2.      Seluruh jawaban diserahkan pada pertemuan tanggal 8 Mei 2014.













Jawaban
1.        Susun visi, misi dan strategi anda, dalam mepersiapkan diri sebagai agent of change and development?
Visi :
*      Menjadi agen perubahan yang terkemuka dikalangan masyarakat.
Misi :
*      Membantu segala aspek kehidupan Masyarakat.
*      Mencerdaskan kaum remaja yang berahlakul karimah.
*      Membangun solidaritas yang tinggi antar sesame.

2.        Apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam merealisasikan visi saudara tersebut?
Factor Pendukung
*      Loyalitas yang tinggi
*      Komunikasi
*      Kerjasama
*      Saling mempercayai
Factor Penghambat
*      Timbulnya kepribadian yang arogansi
*      Miskomuniksi
*      Cara kerja tidak structural/tidak sesuai dengan job diskription
*      Bias karena pengaruh pimpinan
*      Atau factor-faktor lain yang sangat konflik

3.        Bagaimana mengatisipasi faktor pendukung tersebut agar tidak menimbulkan arogansi ?

Perubahan yang dapat dilakukan para pemuda selaku intelektual muda:
*      Mengedukasi masyarakat agar menjadi lebih peduli
*      Percaya diri bahwa mereka dapat melkukan segala hal sendiri
4.        Dan bagaimana pula mengorganisir faktor penghambat agar tidak menimbulkan sikap apatis ?
Dalam menindak lanjuti, dan solusi untuk mengorganisir hal tersebut:
*      Adanya sikap yang solid yang ditumbuhkan dalam kesadaran diri individu masing-masing
*      Harus ada peningkatan potensi atau bakat mahasiswa agar terjauh dalam kesehariannya dari sifat-sifat apatis
*      Dengan adanya solidaritas, maka akan terbentuk sikap kebersamaan
  
5.                  Perubahan adalah sebuah pilihan dari posisi awal ke masa selanjutnya, proses dan alurnyalah yang menentukan. Terkadang dalam menuju sebuah perubahan ada banyak hambatan yang menimbulkan konflik. Nah! berbagai konflik yang terjadi pada kubu organisasi jika diatasi dengan beberapa konsepsi dalam teori kepemimpinan dalam artian mengatasi konflik secara dewa maka, akan menjadi daya dorong susksesnya visi-misi yang telah dijanjikan melalui pendekatan hitam dan putih. Dengannyalah konflik yang  ada menjadi batu loncatan dan memberikan tendensi positif menuju kinerja berikutnya yang lebih efektif. Ada beberapa bagian penting untuk mengatasi konflik dalam organisasi. Di antaranya adalah;
1.      Membuat satu intruksi/ tindakan yang sekiranya tidak mengacu pada posisi saling menyalahkan.
2.      Jangan mencari kambing hitam sebagai penyebab terjadinya konflik.
3.      Membangun komunikasi dengan baik.
4.      Lakukan evaluasi.
5.      Memberikan kebebasan berpendapat pada semua anggotanya.